Menyewa atau Membeli Rumah di New York? – New York merupakan salah satu kota metropolitan tertua yang ada di Amerika Serikat. Kota ini menjadi salah satu kota pusat ekonomi baik untuk Amerika Serikat maupun dunia. Oleh karena itu, ada banyak kantor-kantor penting serta universitas berkelas dunia yang ada di New York. Hal inilah yang menyebabkan biaya hidup New York menjadi sangat tinggi. Biaya hidup yang tinggi juga berimbas pada harga properti di New York. Rata-rata harga jual di New York berkisar pada $674.000. Sementara itu, harga sewa properti berkisar mulai harga $3.600 per bulan. Tingginya harga properti yang ada di New York menimbulkan banyak pertanyaan. Salah satunya adalah mana yang lebih baik menyewa atau membeli properti di New York? Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan beberapa aspek yang harus diperhatikan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan menyewa atau membeli sebuah properti di New York. Faktor yang pertama adalah tersedianya uang yang dibutuhkan. Jika kamu ingin membeli sebuah properti katakanlah rumah di New York, ada beberapa biaya yang perlu disiapkan seperti harga rumah, biaya bulanan, pajak, dan deposito yang diwajibkan oleh pemilik bangunan. Beberapa penjual rumah menetapkan pembeli untuk memiliki uang setidaknya 20% dari harga rumah yang telah disepakati. Biaya ini disebut dengan down payment. Hal ini tentu saja akan menjadi masalah bagi orang-orang yang tidak memilki uang yang cukup banyak. Apalagi mengingat jika New York merupakan salah satu kota dengan harga jual properti yang sangat mahal. Selain itu, calon pembeli juga harus memiliki dana yang digunakan untuk menutup akun yang sering disebut dengan account closing costs. Dana menutup akun ini juga sangat banyak.
Jika seorang calon pembeli merasa keberatan dengan tingginya nilai down payment yang harus dibayarkan, mereka bisa mengajukan permohonan keringananan kepada lembaga Federal Housing Administration (FHA). Lembaga ini akan menurunkan persen down payment yang harus dibayarkan. Akan tetapi, hal yang perlu diingat adalah sebuah properti yang dijual dengan nilai down payment yang rendah biasanya memiliki suku bunga yang tinggi. Selain itu, properti seperti itu juga memiliki cicilan bulanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan properti yang dijual dengan down payment tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut, ada program layanan yang disebut sebagai Down Payment Assistance Program. Layanan ini dapat memberikan keringanan pada calon pembeli dengan memberikan down payment yang rendah, cicilan bulanan rendah, dan suku bunga yang rendah. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang perlu dipenuhi oleh calon pembeli yaitu pembeli haruslah menjadi pembeli pertama dari rumah yang baru saja dibangun, bersedia tinggal di rumah tersebut selama sepuluh tahun, dll. Oleh karena itu, ada banyak masalah keuangan yang harus diperhatikan.
Selain masalah keuangan, hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli rumah adalah lama waktu yang diperlukan agar manfaat membeli rumah menjadi lebih besar dibandingan menyewa rumah. Lama waktu ini sering disebut dengan tipping point. Faktor yang mempengaruhi besarnya tipping point adalah harga rumah, kondisi lingkungan sekitar, serta faktor ekonomi lainnya. Semakin mahal rumah yang kamu beli, maka akan semakin lama pula waktu yang diperlukan agar nilai rumah terbeli lebih besar dibandingkan saat menyewa rumah. Rata-rata nilai tipping point secara nasional adalah dua tahun. Akan tetapi, nilai tipping point di New York sebesar 5.8 tahun.